Welcome. We hope you like it. Have a great day!. Thank You

Stare Into the Abyss – Arti & Kutipan Lengkap

Jika kamu pernah mendengar ungkapan "stare into the abyss", kamu mungkin merasa idenya agak menyeramkan. Nah, ini memang dimaksudkan demikian! Seperti yang akan kita ketahui, para filsuf adalah orang-orang yang cukup menyeramkan.

Jadi, baca terus untuk mengetahui asal-usul frasa ini, serta apa artinya.

Stare Into the Abyss – Makna

Ungkapan "stare into the abyss" telah menjadi subyek dari banyak interpretasi. Jurang secara harfiah adalah lubang tanpa dasar atau kekosongan. Namun, secara kiasan, frasa ini bisa berarti introspeksi tentang bagian gelap yang ada dalam diri semua manusia dan memeriksa kekosongan di dalam diri kita masing-masing secara lebih dekat.

Manusia adalah makhluk yang rumit, memiliki banyak sisi, dengan banyak lapisan. Seperti bawang!

Selama berabad-abad, para filsuf telah berusaha untuk membongkar sifat alami dari pikiran kita dan menciptakan kejelasan dan struktur tentang bagaimana kita harus melihat diri kita sendiri dan tempat kita di dunia.

Ungkapan "stare into the abyss" adalah salah satu dari sekian banyak metafora untuk kondisi manusia. "Abyss" didefinisikan oleh Kamus Cambridge sebagai "lubang yang sangat dalam yang tampaknya tidak memiliki dasar". Namun, ini juga didefinisikan sebagai "situasi sulit yang membawa masalah atau kehancuran".

Ada banyak hal yang harus dibongkar, jadi mari kita lanjutkan!

Stare Into the Abyss – Asal Usul

"Stare into the abyss" adalah bentuk singkat dari kutipan lengkapnya, "stare into the abyss and the abyss stares back at you".

Versi yang lebih panjang dari ungkapan ini merupakan penulisan ulang dari kutipan asli oleh Friedrich Nietzsche, yang berasal dari teks tahun 1886 yang berjudul Beyond Good and Evil: Prelude to a Philosophy of the Future:

He who fights with monsters might take care lest he thereby become a monster. And if you gaze for long into an abyss, the abyss gazes also into you.

Id:
Orang yang berkelahi dengan monster, harus berhati-hati agar tidak menjadi monster. Dan jika kamu menatap terlalu lama ke dalam jurang, jurang itu akan menatapmu.

Dengan demikian, pada awalnya Nietzsche sendirilah yang pertama kali mengucapkan frasa yang telah berkembang menjadi ungkapan saat ini "stare into the abyss".

Stare Into the Abyss – Kutipan Serupa

Jika "stare into the abyss" berarti menghadapi kejahatan di sekitar kita dan di dalam diri kita, maka kutipan yang serupa harus mencerminkan sentimen yang sama. Berikut ini beberapa contohnya:

The greatest evil that one has to fight constantly, every minute of the day until one dies, is the worst part of oneself. (Patrick McGoohan)

Id:
Kejahatan terbesar yang harus dilawan terus-menerus, setiap menit setiap hari sampai seseorang meninggal, adalah bagian terburuk dari diri sendiri. (Patrick McGoohan)

What is evil to one at one time, becomes good at another time to somebody else. (Mencius)

Id:
Apa yang jahat bagi seseorang pada suatu waktu, menjadi baik pada waktu yang lain bagi orang lain. (Mencius)

All evil is good become cancerous. (Isaac Asimov)

Id:
Semua yang jahat itu baik menjadi kanker. (Isaac Asimov)

We humans have an abyss inside us. The more power people have, the greater the danger. (Helmut Kohl)

Id:
Kita manusia memiliki jurang di dalam diri kita. Semakin banyak kekuatan yang dimiliki orang, semakin besar bahayanya. (Helmut Kohl)

Evil is usually attractive because evil is defiant. (Angela Carter)

Id:
Kejahatan biasanya menarik karena kejahatan itu menantang. (Angela Carter)

Frasa yang Berarti Kebalikan dari "Stare Into the Abyss"

Karena "stare into the abyss" memperingatkan tentang potensi kemenangan kejahatan jika kita terlibat dengannya terlalu lama, frasa yang berlawanan akan berbicara tentang kemenangan kebaikan atas kejahatan.

It is by going down into the abyss that we recover the treasures of life. (Joseph Campbell)

Id:
Dengan masuk ke dalam jurang itulah kita menemukan harta karun kehidupan. (Joseph Campbell)

There is no denying that there is evil in this world, but the light will always conquer the darkness. (Idowu Koyenikan)

Id:
Tidak dapat disangkal bahwa ada kejahatan di dunia ini, tetapi cahaya akan selalu mengalahkan kegelapan. (Idowu Koyenikan)

Evil cannot and will not be vanquished by evil. Dark will only swallow dark and deepen. The good and the light are the keenest weapons. (Nora Roberts)

Id:
Kejahatan tidak dapat dan tidak akan dikalahkan oleh kejahatan. Kegelapan hanya akan menelan kegelapan dan semakin dalam. Kebaikan dan cahaya adalah senjata yang paling tajam. (Nora Roberts)

Cara yang Benar untuk Mengatakan "Stare Into the Abyss"

Ada banyak variasi yang berbeda dari frasa ini, beberapa di antaranya kami kumpulkan di bawah ini:

Stare into the abyss and the abyss stares back.

Id:
Tataplah ke dalam jurang dan jurang akan menatap balik.

Stare into the abyss long enough, the abyss stares back.

Id:
Menatap ke dalam jurang cukup lama, jurang akan menatap balik.

When you stare into the abyss, the abyss stares back.

Id:
Apabila kamu menatap ke dalam jurang, jurang akan menatap balik.

When you look into the abyss, the abyss looks back at you.

Id:
Ketika kamu melihat ke dalam jurang, jurang tersebut akan menatap balik ke arahmu.

Cara yang Salah untuk Menggunakan "Stare Into the Abyss"

Frasa "stare into the abyss" tidak dimaksudkan untuk dipahami secara harfiah. Oleh karena itu, tidak boleh diperlakukan seperti instruksi untuk menemukan lubang terdekat dan menatap ke dalamnya tanpa batas waktu. Sebaliknya, frasa ini harus digunakan dalam arti kiasan untuk mengajak orang lain untuk introspeksi tentang kegelapan di dalam diri mereka.

Dalam Situasi Apa Kamu Dapat Menggunakan "Stare Into the Abyss"?

Ungkapan "stare into the abyss" paling tepat digunakan dalam konteks di mana seseorang berusaha untuk menghadapi suatu kejahatan. Kejahatan ini bisa berupa kejahatan sosial, politik, atau pribadi.

Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa ketika kita menghadapi kejahatan, kita harus menyadari potensi kejahatan yang ada di dalam diri kita. Terlepas dari niat baik kita, jika kita menatap kejahatan terlalu lama, kita bisa berempati dengannya. Kejahatan itu akan menatap balik kepada kita.

Dengan kata lain, frasa tersebut harus digunakan sebagai peringatan. Kita harus berusaha untuk tidak dirusak oleh hal yang sedang kita hadapi.

Posting Komentar